Sunday, June 19, 2011

INTERNATIONAL REGIMES: LESSONS FROM INDUCTIVE ANALYSIS

image from here

Donald J. Puchala dan Raymond F. Hopkins




Pada dasarnya rezim memaksa dan mengatur tingkah laku partisipannya, mempengaruhi isu yang beredar maupun yang tidak, menentukan aktivitas mana yang legal dan tidak, dan memperlancar jalannya penyelesaian masalah.
Lima pandangan mayor fenomena rezim menurut mereka:


1.      rezim adalah sebuah fenomena sikap. Namun rezim sendiri adalah subjek: eksis sebagai suatu bentuk pemahaman, ekspektasi/ hukuman dari sebuah legitimasi, sikap bermoral atau tidak.
2.      rezim internasional termasuk kaidah/ pendapat mengenai prosedur tak resmi dalam pembuatan keputusan.
3.      rezim dideskripsikan sebagai sebuah bentuk karakterisasi dari prinsip-prinsip mayor yang menyokong, layaknya norma yang mengatur (adat/ umum/ kuno) dan mengatur sikap yang melenceng.
4.      masing-masing rezim memiliki seperangkat para elit yang merupakan para aktor praktik.
5.      sebuah rezim eksis dalam setiap isu-area substantif dalam hubungan internasional.
Perbedaan rezim, penting bagi studi komparatif
Empat karakter teorikal penting rezim internasional:
1.      Specific vs. diffuse regimes
Rezim spesifik cenderung bergerak dilingkup yang lebih spesifik ketimbang rezim diffuse – yang memiliki ruang gerak yang sangat luas.
2.      formal vs. informal regimes
rezim formal memiliki ditata oleh misalnya organisasi internasional, kongres, dan dimonitori oleh biroknrasi internasional. Berbeda dengan rezim informal yang tercipta dan tertata oleh suatu pihak/ usat yang dipilih partisipan, didorong oleh ‘self-interest’ masing-masing, dan ‘perjanjian bersama’ serta dimonitori oleh masing-masing pihak.
3.      evolutionary vs. revolutionary regimes
perubahan evolusionis terjadi pada norma prosedur rezim, biasanya tidak diikuti oleh perubahan mayor pembagian kekuatan antar anggota. Sedangkan periubahan revolusioner menyebabkan terjadinya perubahan pembagian kekuatan antar anggota. Perubahan revolusioner biasanya terjadi pada rezim diffuse atau rezim dengan fungsional politik yang tinggi atau terdapat distributive bias yang tinggi.
4.      distributive bias
semua rezim menciptakan prasangka. Mereka membangun hiriearki nilai, menegaskan beberapa dan menghilangkan lainnya. Rezim yang jujur biasanya bertahan lebih lama ketimbang yang tidak.




Kolonialisme, 1870-1914
Sejarahwan mengidentifikasi bahwa rentang tahun 1870-1914 lah merupakan hari kejayaan ekspansi kolonial Eropa. Analisis Donald dan Raymond menemukan bahwa kekuatan imperial dalam hubungan internasional dilancarkan melalui rezim-rezim.
Norma rezim kolonial
Dasar subyektif dari rezim internasional dibicarakan dalam enam garis besar, yalni:
1.      pembagian peradaban
dunia dibagi dalam dua kelas, negara dan rakyat, beradab dan tidak beradab. Yang tidak beradab berpotensi melakukan tindakan kekerasan dan brutal saat situasi tidak mendukung, namun yang beradab akan lebih mendemotrasikan pengendalian diri dan rasa hormat: berdiskusi dianggap merupakan interaksi yang tepat.
2.      kemampuan menerima aturan asing
3.      Kesopanan dalam pengakumulasian tanah milik bangsawan/ negara.
4.      pentingnya keseimbangan kekuatan.
5.      Legitimasi dalam neomerkantilisme
6.      non-interferansi dalam administrasi kolonial lainnya.

Food, 1949-1980
Kontsitusi makanan lebih berfungsi sebagai rezim spesifik, dibandingkan dengan diffuse rezim seperti kolonialisme.
Norma food rezim
Prosedur operasi standart:
  1. menghargai pasar bebas internasional
  2. pendapatan nasional dari pajak pasar internasional
  3. penerimaan berkualifikasi dari pasar ekstra pendistribusian makanan.
  4. mencegah kelaparan
  5. aliran bebas dari informasi pengetahuan dan panen.
  6. prioritas rendah bagi self-reliance nasional
  7. kedaulatan negara dan ketidaklegitimasian penetrasi eksternal.
  8. rendahnya kegelisahan tentang kelaparan kronis.

KESIMPULAN: kolonial rezim bersifat luas/ difusi, kebanyakan informal, subyek perubahan revolusioner. Sedangkan food rezim lebih bersifat spesifik, lebih formal dan mungkin mengalami perubahan evolusioner.
OPINI: rezim akan selalu berubah menjadi lebih formal dari waktu ke waktu, bahkan rezim kolonial sekalipun. Meningkatnya konferensi diplomasi multilateral akibat suatu kesadaran bersma menjadi sangat penting di tahun-tahu berikutnya, sehingga pengformalan suatu rezim akan menjadi sangat penting.

SOURCE :
J. P Donald, Raymond. International regimes: lessons from inductive analysis. spring 1982. International organization 36.2: the massachusetts Institute of Technology


No comments:

Post a Comment